Inspiring People

Pentingnya Tes Kesiapan Sekolah Dasar, 104 Calon Siswa SD Ananda Ikuti Psikotes

PEOPLENESIA.COM – Masuk sekolah dasar (SD) adalah salah satu tugas perkembangan yang akan dilalui anak ketika berada pada awal masa kanak-kanak tengah, yaitu sekitar usia 6 tahun (Santrock, 2012). Pada masa ini, anak akan mengalami peralihan dan perubahan dari jenjang taman kanak-kanak (TK) ke jenjang SD. Anak akan mengalami perubahan aktivitas dalam kelas, perbedaan metode belajar, dan juga materi pembelajaran yang diberikan.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 14 tahun 2018, disebutkan bahwa usia minimal untuk masuk SD adalah 6 tahun. Walau demikian, ada juga anak-anak yang belum mencapai usia 6 tahun, tetapi orangtua sudah ingin mendaftarkannya ke jenjang SD. Kondisi ini dapat saja terjadi jika anak tersebut memang memiliki kematangan dan kemampuan akademik yang menunjang. Hal ini dibutuhkan agar orangtua dan pihak sekolah sudah mengetahui bahwa anak tersebut mampu dan siap untuk mengikuti pendidikan di jenjang SD.

Jelang tahun ajaran baru, SD Ananda Bekasi helat psikotes kepada 104 calon siswanya, Sabtu (21/5/2022). Hal ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tes kesiapan pembelajaran anak dan agar guru disekolah. Hal tersebut disampaikan oleh Robert Yusnanto, M.Psi., Psikolog., CHt. Psikolog sekolah Ananda.

Lantas Apa itu tes kesiapan sekolah dan manfaatnya?

Tes kesiapan sekolah merupakan suatu rangkaian aktivitas yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki anak dan kematangan perkembangannya saat ini. Tes kesiapan sekolah dapat membantu orangtua untuk mengetahui berbagai aspek perkembangan pada diri anak, terutama yang dibutuhkan untuk menunjang proses belajar di kelas.

“Psikotes ini dilakukan juga untuk mengetahui minat belajar mereka seperti apa, ada tiga cara belajar siswa yang biasanya melekat pada siswa, seperti tipe auditori dimana siswa belajar dengan mendengarkan. Oleh karena itu, banyak anak yang mudah memahami dan mengingat hanya dari penjelasan guru. Lalu tipe visual,tipe belajar ini adalah kebalikan dari sebelumnya. tipe ini justru kesulitan memahami pelajaran dari penjelasan guru saja. Dan ketiga adalah tipe kinestetik, dimana siswa belajar sambil praktek adalah hal yang paling disukai siswa bertipe belajar ini, mendengar dan membaca tidak akan cukup tanpa pembuktian lewat menyentuh atau praktek,” paparnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

You may also like