PEOPLENESIA. COM – Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang membacanya merupakan ibadah. Seorang muslim yang membaca Al-Qur’an dijanjikan akan mendapat pahala meskipun dia tidak mengetahui atau memahami arti dan maknanya sekalipun. Bahkan seorang muslim yang hanya mendengarkan bacaan Al-Qur’an pun tetap dicatat sebagai ibadah dan akan memperoleh pahala.
Begitu besarnya manfaat membaca Al-Qur’an sehingga amaliyah ini sangat dianjurkan untuk dilaksanakan secara rutin oleh umat Islam baik anak-anak, remaja dan lebih-lebih orang tua. Membaca Al-Qur’an dapat dilakukan secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan saling menyimak (sema’an).
Namun bagaimana dengan orang-orang yang tidak bisa melihat bacaan Al Quran? Seperti hal nya Citra Damayani Agus yang menemukan cahaya baru dalam hidupnya yang semakin gelap.
Penglihaanya berangsur hilang, namun meski begitu ia tidak kehilangan arah, dirinya diketahui membangun Komunitas Belajar Qur’an Braille Malang dan menaungi kawan tuna netra dalam belajar Al-Quran.
Pengertian Al-Qur’an Braille sendiri dari situs Lajnah Kementerian Agama RI, merupakan salah satu varian Mushaf Standar Indonesia yang ditulis menggunakan simbol huruf braille untuk diperuntukkan kepada mereka para insan tunanetra.
Nah Sahabat Farah tau tidak meski Citra tidak bisa membaca secara visual, Citra bersama teman tunanetra di kawasan Malang mampu mendapatkan petunjuk Allah lewat Al-Quran jenis braille.
“Karena kegelapan, yang kita punya hanya hitam pastinya dekat (dengan Allah) karena gak ada yang terlihat lagi. Jadi mengadu kepada Allah merupakan bagian sehari-hari, Allah merupakan tempat mengadu kala hidup hanya dipenuhi dengan kegelapan,”ungkapnya dalam bincang-bincang Heart to Heart oleh Wardah beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan keterbatasan dalam melihat bukanlah penghalang untuk dekat dengan Allah. Apalagi, rasa rindu yang sangat besar membuatnya semakin giat untuk belajar membaca Al-Quran.
Ia mengaku bahwa Al-Quran merupakan sebuah petunjuk dan cahaya dalam kegelapan yang dirasakannya. Inilah yang menjadi motivasi Citra yang kemudian membentuk komunitas ini.
“Mulai dari situ kerinduan tadi yang membuat kita kan terus melangkah walaupun ga bisa melihat bukan berarti gak bisa apa apa,Itu (Al-Quran) satu satunya yang jadi petunjuk yang bikin terang jalan kita. Ga mungkin selalu gelap,” pungkasnya.