PEOPLENESIA.COM – Memasuki tahun keenam penyelenggaraan, muffest semakin memantapkan eksistensinya sebagai event fashion muslim terbesar dengan komitmen untuk terus berperan serta dalam upaya mempromosikan karya desainer tanah air dan menyukseskan tujuan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dan modest wear dunia. Hal tersebut disampaikan oleh Branch Manager of Dyandra Promosindo, Agustien Dyah Ekawati
“Saya dan IFC selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam penyelenggaraan MUFFEST dan berkomitmen untuk mendorong kreativitas anak bangsa dalam menciptakan produk lokal dengan standar, mutu, dan kreasi yang dapat bersaing di mancanegara serta memberikan kontribusi bagi pemulihan ekonomi nasional,” ucapnya di Kota Pahlawan, Surabaya.
National Chairman Indonesian Fashion Chamber, Ali Charisma menyampaikan dalam sambutan, Masa pandemi yang berkepanjangan dengan dampak besar sekali terhadap industri fesyen, ia sadar bahwa perlu bergandeng tangan, bergerak bersama dengan menyesuaikan perubahan kondisi sekarang sehingga industri fesyen di Indonesia mulai menggeliat lagi.
“muffest ditargetkan untuk membangun industri fesyen bukan hanya di ibukota Jakarta, tetapi juga daerah-daerah potensial lainnya, sehingga kami menjemput bola dengan menghadirkan muffest di kota-kota besar di Indonesia. muffest juga mengajak pelaku dan pengguna fesyen untuk sadar dan memahami pentingnya sustainable fashion,” ujarnya.
Sesuai konsep sustainable, lanjur dia peserta muffest kali ini tidak harus membuat koleksi baru, namun bisa memanfaatkan koleksi lama dengan syarat disesuaikan perkembangan tren terbaru supaya diterima oleh pasar secara luas. Selain itu Kehadiran MUFFEST di Surabaya disambut dengan antusiasme para pelaku industri fesyen muslim yang berbasis di Jawa Timur dan sekitarnya. Melalui pameran dan fashion show di MUFFEST, para pelaku kreatif dan usaha berharap dapat menggiatkan kembali pasar busana muslim di tanah air, khususnya momen yang potensial menjelang bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.
Sementara itu Desainer Yeti Topiah, menambahkan, Penyelengaraan muffest di Surabaya dengan konsep hybrid merupakan solusi terbaik di masa pandemi bagi pelaku bisnis modest/muslim fashion, terutama yang berada di daerah untuk tetap bisa branding dengan mengikuti fashion show dan ada wadah untuk jualan produk. Menjelang Ramadan adalah waktu yang tepat, karena biasanya ini puncak bisnis modest/muslim fashion.
“Mudah-mudahan dengan MUFFEST datang ke daerah-daerah akan memudahkan pelaku usaha untuk berjualan dan konsumen untuk berbelanja, tidak perlu harus jauh-jauh ke Jakarta. Sehingga bias membangkitkan ekonomi daerah, khususnya sektor modest/muslim fashion.”terangnya.
Desainer nasional Hannie Hananto pun berharap dengan terselenggaranya MUFFEST di masa pandemi dapat mengangkat kembali sektor usaha fesyen muslim di daerah untuk memulihkan industri fesyen muslim nasional. Bisnis fesyen muslim di masa pandemi memang terdampak, tapi tetap jalan apalagi yang berjualan secara online.
“Masyarakat tetap butuh dan membeli baju untuk Ramadan dan Lebaran, jadi masih ada kesempatan buat kita, para desainer dan brand fesyen muslim. Kita harus semangat untuk tetap membuat koleksi baru. Sangat penting kita mengikuti event seperti MUFFEST untuk branding dan berjualan sehingga mempermudah konsumen mencari produk kita. Kita tidak bisa ikut event seperti muffest sekali saja, tapi harus berkelanjutan, konsisten berulang kali sampai pangsa pasar yang dituju aware terhadap brand atau produk kita,” tutupnya (Dii)