Info Bisnis

Dukung Ekonomi Pesantren Di Banten, Pelatihan Tenun Digelar

PEOPLENESIA.COM – Kemandirian ekonomi pesantren diproyeksi sebagai kekuatan ekonomi baru di Indonesia yang berbasis syariah. Di Banten yang dikenal sebagai Bumi Seribu Kiai Sejuta Santri terdapat banyak pondok pesantren (ponpes). Dari beragam potensi usaha ponpes yang dapat dikembangkan di Banten, usaha konveksi dan fesyen termasuk unggulan yang dapat menggerakkan ekonomi ponpes.

Ponpes berperan penting dalam menciptakan SDM yang semakin terampil dan inovatif menghasilkan produk fesyen, mulai dari tekstil sampai busana siap pakai yang berkualitas tinggi. Dalam mendukung potensi usaha produk fesyen dan sumber daya bidang fesyen di ponpes wilayah Lebak, Banten, Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Banten dengan mengandeng Fashion Designer Wignyo Rahadi menyelenggarakan Program Pelatihan dan Pengembangan Tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) Khas Leuwidamar Lebak.

Penyelenggaraan Program Pelatihan dan Pengembangan Tenun ATBM Khas Leuwidamar Lebak (Peoplenesia.com)

Wignyo Rahadi selaku Fashion Designer nasional dan tenaga ahli Dekranas yang giat mensosialisasikan pengembangan tenun Nusantara ini, memberikan pelatihan yang meliputi pengenalan benang sebagai bahan baku tenun, pengenalan warna dan teknik pewarnaan benang, penggunaan alat mehani,membangun dan setting Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), praktek menenun, hingga membuat dan motif tenun baru khas Lebak.

Desa Leuwidamar hanya berjarak waktu tempuh 45 menit dari Baduy. Namun, masyarakat Desa Leuwidamar tidak mengenal tradisi menenun, berbeda dengan Baduy yang dikenal dengan hasilkerajinan tenun gedog. Dengan pelatihan tenun ATBM ini diharapkan dapat menjadikan sentra tenun baru di Kabupaten Lebak, selain sentra tenun Baduy, sehingga dapat mengembangkan kain tenun asal Lebak.


Untuk menjaga eksistensi tenun Baduy, sesuai arahan Bupati Kabupaten Lebak, Iti Octavia Jayabaya, kelompok tenun yang baru di Leuwidamar ini tidak memakai nama Tenun Baduy, melainkan menggunakan nama Tenun Lebak dengan membuat dan mengembangkan motif-motif baru sebagai motif tenun khas Lebak.


“Alhamdulillah, 20 santri dan masyarakat sekitar pondok pesantren yang menjadi peserta pelatihan sangat bersemangat untuk terus mengerjakan tugas-tugas dari para instruktur, sehingga pelatihan selama 26 hari kerja ini dapat menghasilkan 12 potong kain tenun. Perlu diketahui bahwa para peserta adalah anak-anak muda yang belum pernah melihat alat tenun karena di Desa Leuwidamar sebelumnya tidak ada kegiatan menenun. Dengan adanya kegiatan kerajinan menenun ATBM ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi keluarga dan menjadi sentra tenun baru di Lebak, selain tenun Baduy,” ungkap
Wignyo Rahadi.

pelatihan menenun ini meningkatkan potensi santri ponpes sebagai SDM sektor fesyen yang profesional di Provinsi Banten (Peoplenesia.com)

Menurut Kepala KPw BI Banten, Erwin Soeriadimadja, tujuan penyelenggaraan pelatihan menenun ini meningkatkan potensi santri ponpes sebagai SDM sektor fesyen yang profesional di Provinsi Banten, termasuk di Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Seperti yang disampaikan dalam sambutannya, “Dalam rangka pengembangan kain tenun di Banten, BI Banten akan terus membina dan mengembangkan tenun ATBM, termasuk memperkaya motif tenun di Banten, selain tenun yang sudah heritage yaitu Tenun Baduy. Kami akan terus kembangkan tenun ATBM dengan motif khas Leuwidamar Lebak, dan akan memperkenalkannya kepada masyarakat luas terkait seni kreatif kain tenun di Banten.” ujarnya.

Penyelenggaraan Program Pelatihan dan Pengembangan Tenun ATBM Khas Leuwidamar Lebak ini ditargetkan tak hanya dapat meningkatkan kompetensi perajin tenun kemandirian ekonomi pesantren, melainkan dapat turut menunjang sektor pariwisata Provinsi Banten. Dengan telah dilaksanakan pelatihan ini diharapkan dapat terbentuk Kelompok Tenun Banten yang menjadi andalan Local Economic Development (LED) Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten. (Tya)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

You may also like