PEOPLENESIA.COM – ANBK atau Asesmen Nasional Berbasis Komputer adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah.
Melansir laman resmi Kemdikbud, mutu satuan pendidikan akan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter), kualitas proses belajar-mengajar, dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.
Namun, tidak semua murid di sekolah akan mengikuti program ANBK dikarenakan masih dalam keadaan pandemi yang mengharuskan untuk menghindari kerumunan.
Seperti salah satu sekolah di Kota Bekasi ini, SDS Ananda melaksanakan ANBK kepada 30 siswa peserta utama dan 5 peserta cadangan. Hal tersebut disampaikan oleh Rosalia Manroe selaku Proktor ANBK SDS Ananda Bekasi.
ANBK ini diselenggarakan oleh seluruh sekolah yang sudah menyiapkan dari kelengkapan sarana dan prasana mulai dari komputer, jaringan, SDM, pelatihan untuk siswa dan guru dan sebagainya.
Menurutnya, program ANBK tidak akan mengevaluasi capaian murid secara individu, tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil.
“ANBK itu untuk mengetahui dari pemetaan sekolah untuk semakin ditingkatkan,karena berbasis komputer,tentunya sekolah harus mempersiapkan infrastruktur nya dimana dalam ANBK tingkat SD dilaksanakan 2 sesi gelombang yang didalamnya anak-anak mengerjakan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM),Sedangkan guru dan kepala sekolahnya mengerjakan survei lingkungan belajar,” ucapnya.
ANBK terdiri dari tiga bagian, yakni:
- Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), mengukur literasi membaca dan numerasi sebagai hasil belajar kognitif.
- Survei Karakter, mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai (values) sebagai hasil belajar nonkognitif.
- Survei Lingkungan Belajar, mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.
“Dengan adanya ANBK kamu berharap ke depan profil sekolah bisa menjadi acuan peningkatan pembelajaran,” tandasnya