PEOPLENESIA.COMTerganggunya tumbuh kembang seringkali dikaitkan dengan stunting pada anak. Dilansir dari Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anak yang terganggu tumbuh kembangnya akibat pola makan yang buruk, rentan mengalami berat badan rendah, berperawakan pendek, infeksi yang berulang dan cenderung memiliki risiko yang lebih besar untuk sakit bahkan meninggal¹.

Menurut WHO, anak dengan kondisi stunting mencerminkan dampak kumulatif dari kekurangan gizi dan infeksi sejak lahir, dan bahkan sebelum lahir¹. Stunting terjadi akibat dari kekurangan nutrisi dalam jangka panjang, dan seringkali mengakibatkan terhambatnya perkembangan mental, kinerja sekolah yang buruk, dan berkurangnya kapasitas intelektual.

Namun, stunting pada anak sejatinya bisa dicegah kok, Parents. Upaya pencegahan stunting bisa dilakukan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), atau sejak Ibu pertama kali hamil.

Apa saja dampak stunting pada anak?

Menurut sebuah penelitian tahun 2021 yang dilakukan oleh Acta Biomedica, berjudul; “Early and Long-term Consequences of Nutritional Stunting: From Childhood to Adulthood” ketika seorang balita stunting, maka hal ini sangat berisiko terhadap tumbuh kembangnya. Beberapa dampak stunting pada anak yang lebih kompleks di antaranya³:

  1. Buruknya perkembangan dan kapasitas belajar anak
  2. Peningkatan risiko infeksi dan penyakit tidak menular
  3. Peningkatan terhadap penumpukan lemak yang sebagian besar terjadi di bagian tengah tubuh, metabolisme tubuh yang lebih rendah, resistensi insulin dan risiko lebih tinggi terkena diabetes, hipertensi dan dislipidemia
  4. Menurunnya kemampuan intelektual yang memengaruhi kapasitas kerja dan hasil reproduksi wanita yang kurang baik saat dewasa
  5. Terhambatnya perkembangan kognitif anak, yang otomatis pertumbuhan dan kematangan tubuh juga akan terhambat

Bagaimama cara mencegah stunting?

Sebenarnya, stunting merupakan gangguan tumbuh kembang yang sejatinya bisa dicegah sedini mungkin. Menurut penelitian dari The Journal of Nutrition tahun 2010, yang berjudul: “Children Who Recover from Early Stunting and Children Who Are Not Stunted Demonstrate Similar Levels of Cognition”, ketika seorang anak didiagnosa stunting sejak dini, masih ada kemungkinan untuk pulih⁴.

Mencegah stunting pada anak sedini mungkin dapat dimulai sejak awal kehamilan, karena hal ini akan menjadi cara pencegahan stunting yang paling tepat.

Beberapa cara untuk mencegah stunting pada anak yang bisa dilakukan adalah:

  1. Tahap kehamilan: Memenuhi kebutuhan gizi yang kompleks pada saat hamil
  2. Tahap menyusui: Memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan. Ketika bayi sudah berusia 6 bulan, penuhi ASI eksklusif dengan makanan tambahan (MPASI), yang mengandung zat gizi mikro dan makro. Dalam tahap ini, Ibu harus pandai memilih makanan untuk mencegah stunting pada balita yang tepat
  3. Rutin memeriksa kesehatan anak secara berkala ke Posyandu untuk mendapatkan vaksinasi lengkap
  4. Karena anak sangat rentan terhadap penyakit, maka Ibu wajib mengajarkan anak untuk menjaga kebersihan lingkungan termasuk kebersihan dirinya.

Nah bagi si Kecil yang makannya sulit atau dirasa keragaman gizinya belum tercukupi, Ibu juga bisa bantu memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil dengan memberikan Entrakid, yang merupakan produk nutrisi tambahan untuk anak yang dikemas dalam bentuk sediaan susu bubuk. Entrakid merupakan suplemen nutrisi dengan gizi lengkap dan seimbang, untuk anak.

Leave A Comment

you might also like