PEOPLENESIA.COM – Sebagai seorang Muslim, sudah seharusnya kita menjadikan Al-Qur’an dan Hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pedoman dalam beraktivitas sehari-hari. Mengikuti dan menaati anjuran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memiliki keutamaan tersendiri. Hal ini tertuang dalam hadis dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Semua umatku akan masuk Surga, kecuali orang yang enggan”. Para Shahabat radhiallahu’anhu bertanya: Siapakah yang enggan, wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menaatiku maka dia akan masuk Surga, dan barangsiapa yang durhaka kepadaku maka sungguh dialah yang enggan” (HR. Bukhari)
Bahkan ketika hendak tidur pun, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah memberi contoh yang baik untuk ditiru tentang bagaimana adab sebelum tidur.
Adab sebelum tidur yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini mungkin masih banyak yang belum tahu. Ini karena beberapa orang Islam masih suka melupakan bacaan ayat kursi sebelum tidur, begadang, atau langsung tidur tanpa berdoa :
1. BERWUDHU
Adab sebelum tidur dalam Islam yang pertama, yaitu tidur dalam keadaan berwudhu. Hal ini berdasarkan hadis dari Al Baro’ bin ‘Azib, di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. MEMBACA AL IKHLAS, AL FALAQ, AN NAAS
Adab sebelum tidur dalam Islam yang keempat, yaitu dengan membaca tiga surat terakhir dari Al Quran. 3 surat terakhir dari Al Quran yang dimaksud adalah Al Ikhlash, Al Falaq, dan An Naas. Anda bisa meniup kedua telapak tangan sambil membaca surat-surat tersebut. Kemudian, usap kedua tangan ke wajah dan bagian tubuh yang dapat dijangkau. Anjuran ini dilakukan sebanyak tiga kali.
Amalan ini seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis dari ‘Aisyah, beliau radhiyallahu ‘anha,
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari).
3. MEMBACA AYAT KURSI
Adab sebelum tidur dalam Islam yang kelima dengan membaca ayat kursi. Membaca ayat yang agung ini sebelum tidur disebut dalam hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menugaskan aku menjaga harta zakat Ramadhan kemudian ada orang yang datang mencuri makanan namun aku merebutnya kembali, lalu aku katakan, “Aku pasti akan mengadukan kamu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam“. Lalu Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan suatu hadits berkenaan masalah ini. Selanjutnya orang yang datang kepadanya tadi berkata, “Jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah ayat Al Kursi karena dengannya kamu selalu dijaga oleh Allah Ta’ala dan syetan tidak akan dapat mendekatimu sampai pagi“. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Benar apa yang dikatakannya padahal dia itu pendusta. Dia itu syetan“. (HR. Bukhari).
4. BERBARING DISISI KANAN
Adab sebelum tidur dalam Islam yang kedua, yaitu berbaring di sisi kanan. Hal ini juga telah disebutkan dalam hadis dari Al Baro’ bin ‘Azib sebelumnya, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk tidur dalam keadaan berwudhu dan berbaring pada sisi kanan tubuh.
Ibnul Qayyim menjelaskan manfaat berbaring dengan sisi kanan seperti berikut,
“Tidur berbaring pada sisi kanan dianjurkan dalam Islam agar seseorang tidak kesusahan untuk bangun shalat malam. Tidur pada sisi kanan lebih bermanfaat pada jantung. Sedangkan tidur pada sisi kiri berguna bagi badan (namun membuat seseorang semakin malas)” (Zaadul Ma’ad, 1/321-322).